Penanganan Demensia pada Lansia, Bantu Ringankan Gejala dan Tingkatkan Kualitas Hidup

Published by apt. Fachrunisa Candra Andika, S.Farm on

penanganan demensia pada lansia

Penanganan demensia pada lansia perlu dilakukan dengan tepat untuk mengendalikan gejala, seperti hilangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Memasuki usia senja, ada banyak masalah kesehatan yang rentan menyerang, salah satunya adalah demensia.

Dilansir dari laman WHO (World Health Organization), terdapat sekitar lebih dari 55 juta orang di dunia yang dihadapi dengan kondisi demensia.

sendiri merupakan istilah yang menggambarkan beberapa gejala yang memengaruhi kemampuan mengingat, berpikir, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

Sayangnya, demensia adalah masalah kesehatan yang cenderung berangsur semakin parah. Maka dari itu, dibutuhkan penanganan demensia pada lansia yang tepat untuk mengendalikan gejala-gejala yang muncul.

Penanganan Demensia pada Lansia

Ketika orang terdekat Anda didiagnosis demensia, Anda tentunya ingin membantu mereka dalam mengendalikan gejala, seperti kemampuan berpikir, hingga perubahan suasana hati dan perilaku.

Demensia memang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, namun ada beberapa langkah penanganan demensia pada lansia untuk mengendalikan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Salah satunya adalah bekerjasama dengan dokter untuk mengatasi gejala demensia dan kondisi lain yang mungkin dialami pasien.

Selain itu, ada juga langkah lain sebagai penanganan demensia pada lansia yang bisa diterapkan, antara lain:

  • Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter

Pada dasarnya, pemberian obat-obatan bukan bertujuan untuk menyembuhkan demensia, tetapi membantu mengatasi beberapa gejala untuk sementara waktu. 

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh demensia, seperti depresi, sulit tidur, atau mudah tersinggung.

  • Terapi

Penanganan demensia pada lansia juga dapat dilakukan dengan terapi yang dilakukan dengan rutin. 

Terapi dapat membantu menstimulasi ingatan dan keterampilan berpikir, atau setidaknya memberi penderita demensia kesenangan dan mengurangi frustasi.

Berikut beberapa jenis terapi untuk penderita demensia:

  • Cognitive stimulation therapy (CST)

Pertama, ada CST yang umumnya diperuntukan bagi penderita demensia ringan hingga sedang. CST merupakan terapi yang melibatkan mental, seperti membicarakan kejadian terkini, bernyanyi, bermain permainan kata, atau memasak resep makanan.

  • Reminiscence therapy

Reminiscence therapy melibatkan pembicaraan terkait kejadian di masa lalu, seperti barang favorit, musik, atau kumpulan foto. 

Terapi ini dapat membantu lansia untuk lebih memusatkan perhatian pada keterampilan mereka daripada kondisi demensia yang mereka alami.

  • Reality orientation training

Reality orientation training melibatkan pembahasan hal-hal dasar, seperti nama pasien, tanggal terkini, hingga aktivitas rutin.

Jika dilakukan secara rutin, reality orientation training dapat meningkatkan fungsi mental lansia yang menderita demensia. 

  • Perubahan gaya hidup

Menerapkan pola hidup yang baik juga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia yang menderita demensia.

Penderita demensia sebaiknya tetap aktif secara fisik untuk menjaga kebugaran, seperti dengan berjalan kaki atau berkebun.

Selain menjaga tubuh tetap bugar, aktivitas fisik juga dapat memperlambat gejala demensia, seperti masalah berpikir dan meredakan kecemasan atau depresi.

Perlu diingat pula bahwa penderita demensia memerlukan tidur yang cukup dan berkualitas di malam hari.

Disarankan untuk menghindari minuman berkafein seperti teh dan kopi, terutama pada malam hari, serta membatasi tidur siang agar pasien dapat memperoleh tidur malam yang berkualitas.

Selain itu, perlu diingat bahwa apa yang kita makan akan memengaruhi kesehatan, termasuk kesehatan otak. Maka dari itu, pastikan penderita demensia mendapatkan asupan yang bernutrisi seimbang. 

Hal lain yang tak kalah penting adalah melatih otak dengan melakukan hobi yang disukai, seperti menikmati musik, bermain piano, atau pergi bersosialisasi untuk menstimulasi otak.

  • Periksa pendengaran dan penglihatan

Penderita demensia sangat memerlukan pendengaran dan yang baik untuk mengenali orang atau benda. 

Apabila pasien mengalami masalah penglihatan atau pendengaran, bukan hanya menyulitkan aktivitas, tetapi juga dapat memperburuk gejala demensia, seperti kebingungan dan kesepian.

Maka dari itu, jadwalkan pemeriksaan penglihatan dan pendengaran ke dokter untuk mengetahui apakah lansia membutuhkan kacamata atau alat bantu dengar.

  • Jadwalkan konseling 

Didiagnosis demensia tentunya bisa membuat lansia yang menderitanya berkecil hati, hinga mengalami stres. 

Jika orang terdekat Anda memerlukan bantuan untuk mengatasi masalah ini, jangan ragu untuk jadwalkan dengan ahli kesehatan mental terlatih, termasuk terapis, psikolog, atau psikiater. 

Itulah tadi informasi seputar  penanganan demensia pada lansia. 

Untuk perawatan terbaik, Anda bisa menggunakan bantuan layanan jasa panggil perawat homecare Medi-Call datang ke rumah

Caranya cukup hubungi Call-Center 24 Jam atau gunakan aplikasi Medi-Call untuk panggil layanan perawat homecare Medi-Call datang ke rumah.

Referensi Artikel:

https://www.webmd.com/alzheimers/dementia-treatments-overview diakses pada 12 Agustus 2024

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dementia diakses pada 12 Agustus 2024